Kampus Fak Syariah dan Hukum Univ Al Ahgaff Yaman |
Tulisan ini sengaja saya tulis, menanggapi pernyataan beberapa teman yang selama ini membanding-bandingkan, dan beranggapan bahwa belajar dengan iming-iming IJAZAH itu kurang AFDHOL. Padahal dari visi misi dansistem belajar Ahgaff dan Al Khairaat itu adalah SAMA. Dan berikut saya akan menjelaskan kesamaan itu menurut sudut pandang saya pribadi.
Apa itu Ahgaff dan siapa penderinya?
Tak kenal maka tak sayang, begitu penggalan pepatah lama. Ahgaff adalah universitas islam yang didirikan oleh Habib Abdullah bin Mahfud Alhaddad pada tahun 1994. beliau lahir di Mukalla, ibukota provinsi Hadhramaut Yaman. Dibesarkan di keluarga yang cinta akan ilmu pengetahuan, pendidikan beliau ditempa langsung oleh ayah beliau, hingga saat remaja mesantren di Ribath Tarim.
Dengan keluwesan ilmunya, beliau dipercaya menjadi mufti Hadhramaut. Rumah beliau selalu terbuka untuk mereka yang haus akan ilmu agama atau mereka yang membutuhkan fatwa atas suatu masalah. Kecintaan beliau akan ilmu pengetahuan dan dengan memanfaatkan kedudukannya sebagai seorang mufti, beliau menggagas dan mendirikan beberapa universitas di Hadhramaut. Seperti Universitas Hadhramaut, Ahgaff, Universitas Aden, dan masih ada beberapa lagi yang saya lupa namanya.
Untuk diketahui,hadhramaut dan Yaman pada umumnya, lebih dari 50% penduduknya tidak berpendidikan dan buta baca tulis -data ini saya dengar langsung dari dosen, sekaligus orang indonesia senior yg ada di Yaman, dan wartawan web berita www.indo.hadhramaut.info -. Di awal pendirian Ahgaff, yang fakultas Syariah dan Hukumnya didirikan di Tarim, Habib Abdullah Amhfudzz bannyak mendapat tentangan dari para habaib dan masyayikh Tarim. Dan beliau tak gentar untuk meneruskan pendirian Universitas Al Ahgaff. Untuk tenaga pengajar, beliau mendatangkan doktor-doktor dari Azhar mesir, Sudan, Aljazair, seperti Dr, Ahmad Ali Thoha Royyan. Yang menarik saat itu adalah saat Habib Abdullah Mahfudz meminta para habaib dan masyayikh tarim untuk ikut mengajar. Sempat ada penolakan, namun oleh Habib Abdullah Mahfudz diancam akan merekrut dosen-dosen dan Arab Saudi jika memang tidak ada yang berkenan. Dan alhamdulillah, pada akhirnya mereka pun menyutujui untuk mengajar di Ahgaff.
Kesamaan Visi-Misi dan Sistem Belajar Al Khairaat dan Ahgaff
Dewasa ini pendidikan agama yang klasik seperti membaca kitab salaf kurang diminati dan banyak yang meninggalkan dan beralih buku-buku modern dengan terjemahan yang amburadul dan sarat dengan paham sekuler. Alhasil, hampir seluruh pesantren di Indonesia berlomba-lomba mengemas se-apik mungkin agar tetap diminati. Seperti dicampur dengan kurikulum pemerintah dan sistem belajar mengajar di kelas. Dan memberikan ijazah yang dapat digunakan untuk masa depan santri, tak terkecuali Al Khairaat.
Guru Tua, sejak 1930 bergerilya mendirikan madrasah hingga akhir hayat beliau sudah membangun lebih dari 500 madrasah di Indonesia Timur dengan berbagai jenjang pendidikan hingga pendirian Universitas Al-Khairaat.
Seakan tahu akan tuntutan zaman, Guru Tua atau Habib Idrus bin Salim Aljufri dan Habib Abdullah bin Mahfudz berusaha memberikan terobosan dengan memberikan ijazah yang diakui di negaranya bahkan dunia.
Sistem belajar di Ahgaff sama seperti di Al Khairaat. Sama persis seperti Ustad Muthahhar Aljufri mengajar Gawaid di kelas. Baca kitabnya bergantian, kemudian kadang dituliskan di papan tulis untuk memperjelas dengan menggambarkan tabel atau pembagian hingga memudahkan dalam pemahaman.
Kenapa Kalian Harus Masuk Ahgaff
Zaman sudah berubah,kalian pintar tapi tidak punya hitam di atas putih. Tidak memiliki surat pengakuan bahwa kalian adalah orang yang berpendidikan. jarang yang mau memakai kalian, paling tinggi jadi pengurus masjid atau bagian urusan fardu kifayah yang berurusan dengan mayat atau sebagai tukang doa. Susah mendapat kedudukan, ini semua bahasa kasarnya.
Satu pejaran yang saya dapatkan dari ayah saya, kenal bukan? Di a mumpuni urusan agama, belajar kitab-kitab besar yang saya atau bahkan kalian sendiri belum pernah mempelajarinya. Namun,pendidikan formalnya hanya sampai kelas tiga SD. Di kalimantan, saya pernah diceritakan oleh ibu saya, kalau bapak saya pernah ditawari bekerja di Pengadilan Agama Tanjung Selor, dan itu tanpa tes. Tapi sayang karna tidak memiliki ijazah walau ijazah SD, maka tak jadilah bekerja di pengadilan agama. Dan pada akhirnya ayah saya mengajar di pesantren tanpa ijazah, dan bisa dipastikan hanya ayah sayalah yang tak memiliki ijazah.
Berlanjut ke Ahgaff, saat pendiriannya walaupun habaib dan masyayikh tarim bersedia mengajar, tapi tidak untuk memasukkan anaknya belajar di Ahgaff. Mereka lebih memasukkan anak-anak mereka ke Ribath Tarim dan Darul Musthofa yang notabene masih alami sufinya. Ada yang masuk dari Tarim, tapi saat itu hanya satu, yaitu Dr Ahmad Baudhon anak mufti tarim sekaligus dosen saya sekarang, selebihnya kebanyakan dari Mukalla, Indonesia dan lain sebagainya. Hingga hampir dua dekade mahasiswa Ahgaff masih didominasi oleh mahasiswa Indonesia yang kini mencapai kurang lebih 700 orang. Dan menurut pengakuan dosen asal Indonesia sekaligus wakil dekan fakultas syariah dan hukum, tahun ini adalh tahun terbanyak mahasiswa asal Tarim. Mereka berbondong-bondong kuliah di Ahgaff, karna sadar akan tuntutan zaman .
Kelebihan Kuliah di Ahgaff.
Kota tarim yang karismanya penuh dengan suasana keilmuwan, bak oase di padang sahara. Disana banyak majelis-majelis ilmu, dan semua ilmu dengan sudut pandang agama insya allah dengan mudah kita dapatkan disana. Kuliah yang terjadwal, dan peraturan yang bebas keluar masuk asrama di waktu yang dibolehkan (malam saja dilarang keluar), memungkinkan kita untuk bisa menimba ilmu di majelis ilmu lain, tidak hanya di kampus. Seperti belajar subuh di Darul Musthofa, atau sehabis magrib di Ribath.
"saat kita bersama para ulama kita adalah ulama, dan saat bersama orang-orang berintelektual kita adalah intelek" begitu h=ujar Habib Abdullah Baharun rektor Universitas Al Ahgaff sekarang.
Demikian coretan, semoga mencerahkan. Untuk lebih lanjutnya mari kita diskusikan di kolom komentar.
mukalla 29 april 2013 jam 2.53
Met sore gan!
ReplyDeleteIkut nimba ilmu ya!
Http://naam78.blogspot.com
sore balik gan, terimakasih kunjungannya,
DeleteInsyaaallah ana niat mau belajar ke ahgaff, mohon doa dari saudara2 se-iman untuk kemudahan dlm belajar di sana
Deletengomong-ngomong tentang pendidikan formal, saya juga hanya sampai kelas 3 SD. tanggapan saya mengenai hal ini saya tulis di blog,
ReplyDeletehttp://cahpulokulon.blogspot.com/2013/04/paradigma-pendidikan-formal.html
terimakasih atas tanggapan antum :). Saya tidak sama sekali menafikan hakikat belajar itu sendiri. Namun perlu antum ketahui, penekanan pesan opini saya adalah penting tidaknya selembar ijazah yg menurut sebagian teman saya adalah hal sepele.
Deletependidikan formal menurut saya adalah pendidikan yang dilaksanakan sebuah lembaga baik itu milik pemerintah atau swasta yang memiliki badan hukum yg jelas dan lembaga yg terorganisir.
tuk duf'ah awal2 kuliah sharea pun udah d penuhi oleh, orang2 tarem... tuk duf'ah pertama ada ustadz abdulllah abdul qodir al idrus, ustadz musthofa bin smith dll. duf]ah kedua ada ustadz ahmad sholeh bafadhol, ustadz alwi al idrus dll... bahkan da yg bilang bahwa pengurus darul musthofa Tarem tu 50% adalah lulusan al ahgaf...
ReplyDeleteustadz Ahmad ba'udhon tu berada pada duf'ah kelima, kalo ga' salah ...
terimakasih koreksinya, tapi memang begini yang saya dengar.
ReplyDeleteKapan ya di Indonesia ada yang seperti ini.
ReplyDeletewah saya kira apaan ahgaff karena baru denger, hehe...
ReplyDeleteterima kasih info nya gan...
http://aiizahh.blogspot.com
First time I want to give your information that my condition here at Yaman is good and healty.,,
ReplyDeleteInsya Allah Ane' mau Menimba Ilmu di Al ahgaff, gmana untuk ujian tes masuk'nya susah nda..?
ReplyDelete